Tuesday, December 25, 2012

ALLAH LEBIH DEKAT DARI URAT LEHER


ALLAH LEBIH DEKAT DARI URAT LEHER

Saya pernah mendengar keterangan yang menyebutkan “Allah itu lebih dekat dari urat leher manusia”. Lalu ada juga yang mengatakan, “ketika kita berdua, Allah yang ketiga.” Darimana keterangan tersebut berasal ? Al Qur’an atau Hadist ?

                Keterangan yang pernah anda dengar itu merupakan ayat Al Qur’an, tertera dalam surat Qaaf ayat 16, “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.”
                Keterangan kedua juga ayat Al Qur’an, termaktub dalam surat Al Mujadilah ayat 7, “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi ? tiada ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempat. Dan tiada pembicaraan antara lima orang, melainkan Dialah yang keenam. Dan tiada pula pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada, kemudian Dia akan memberitahukankepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
                Pada surat Qaaf di atas, ada kalimat Mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan pada surat Al Mujadilah di atas, terdapat kalimat Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Penggalan ayat-ayat di atas merupakan keyword (kata kunci) untuk memahami substansi (hakikat) kedua ayat tersebut secara besar. Artinya, inti dari kedua ayat itu menjelaskan bahwa Allah Maha Mengetahui apa pun yang diperbuat manusia. Jangankan perbuatan lahir, perbuatan batin pun Allah mengetahuinya.
                Sementara kalimat berikutnya yang mengatakan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya dan kalimat Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempat……, merupakan penekanan dan penjabaran atau ilustrasi dari kata-kata kunci tersebut. Dengan demikian, anda tidak perlu bingung berada dimanakah Allah itu, karena substansi ayat itu bukan membicarakan tentang pengetahuan Allah Yang Maha Luas tak terbatas.
                Dalam kajian tauhid ada yang disebut Murraqabatullah, artinya suatu kondisi psikis seseorang yang kapan dan di mana pun berada, merasakan tatapan Allah. Murraqabatullah menjadi jantung keimanan seorang Mukmin. Artinya, bila Muraqabatullah dirasakan kuat oleh kita, ini menunjukan kadar iman yang sedang meningkat. Namun, bila Muraqabatullah ini terasa melemah, menunjukan iman juga sedang melemah.
                Kalau kita renungkan, salah satu penyebab utama kebangrutan bangsa ini adalah lemahnya Muraqabatullah. Kebohongan sudah menjadi kultur bangsa kita, mahasiswa nyontek, pejabat korup, bisnis penuh tipu, dan banyak kasus lainnya. Bersumber dari lemahnya Muraqabatullah. Karena itu, betapa pentingnya kita merenungi, menghayati, dan mengamalkan ayat di atas. Jadilah kita individu yang selalu merasa ditatatp dan dilihat Allah S.W.T.
                Kesimpulannya, ayat yang anda tanyakan berbicara mengenai pengetahuan Allah Yang Maha Luas tak terbatas. Apa pun yang kita lakukan, baik pekerjaan lahir maupun batin, sesungguhnya senantiasa dalam pantauan-Nya dan diketahui-Nya. Wallahu Alam.

No comments: